Sabtu, 23 Januari 2016

Tulisan Bebas Tentang Pengantar Bisnis


Bagaimana Mencari Calon Investor Bisnis Anda

Tidak ada orang yang bisa hidup sendiri, begitu pula dalam bisnis. Keluarga langsung, paman yang dulunya tidak anda sukai, sepupu yang telah lama hilang adalah calon investor bisnis anda. Begitu juga dengan teman sekolah anda, teman permainan, teman satu profesi atau kenalan baru anda yang selalu menghibur anda dalam kesusahan. Semuanya adalah pilihan yang cukup baik ketika anda cari investor bisnis untuk perusahaan baru anda. Hal yang paling menyenangkan jika teman atau keluarga anda menjadi investor bisnis anda adalah bahwa mereka memberi anda banyak kemudahan kepada anda seperti pinjaman tidak berbunga, jadwal pembayaran yang longgar atau syarat-syarat lain yang ramah.

Sebagai seorang investor bisnis, mereka juga seringkali meminta opsi saham tanpa persyaratan yang ketat. Beberapa bahkan tidak meminta sebagian kepemilikan atau saham usaha anda. Namun, hal yang buruk dan nyata adalah anda berisiko kehilangan hubungan tersebut jika terjadi apa-apa, atau jika ada kesalahpahaman saat teman atau keluarga anda menjadi investor bisnis anda. Anda harus menjaga hubungan anda dengan keluarga atau teman anda seerat (bahkan lebih) seperti anda menjaga uang anda.

Jadi, buatlah perencanaan bisnis yang matang dan tunjukkan kepada teman atau keluarga anda seperti anda menunjukan kepada calon investor bisnis profesional. Buatlah selalu perjanjian secara tertulis. Jelaskan resiko bagi mereka apabila mereka menanamkan uangnya kepada anda, menjadi seorang investor bisnis. Jangan tutup-tupi!

Ingat…jangan pernah sekalipun anda membuat asumsi keuntungan yang dibesar-besarkan dengan kebutuhan modal yang dikecil-kecilkan! Tunjukkan faktanya. Sekalipun posisi anda sangat sulit mencari investor. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah, jangan pernah anda tunjukkan peluang tersebut kepada teman atau keluarga anda yang “tidak mampu” atau “tidak seharusnya berinvestasi”. Banyak dari mereka tidak siap secara mental atas resiko yang harus mereka tanggung jika terjun di dunia bisnis dan investasi sebagai investor bisnis. Apalagi jika uang yang mereka tanamkan adalah uang tabungan “persiapan pernikahan mereka” atau “uang pesangon mereka setelah mereka di-PHK”. Kesedihan anda akan berlipat jika anda kehilangan uang mereka.


Sumber :






Kunci Sukses dalam Membangun Bisnis

Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini selalu menginginkan kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang tidak terlalu lama, membeli makanan dengan layanan yang cepat, mengirimkan barang dengan antaran super kilat atau menarik perhatian dan bernegosiasi hanya dalam waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan super cepat. Perkembangan teknologi seperti internet, telepon seluler, mesin faks, pager, dan sebagainya, “memaksa” kita dapat memperoleh berbagai informasi hampir bersamaan dengan waktu kejadiannya. Generasi orang tua kita “tempo doeloe” harus menunggu terbitnya harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil berita.

Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak akan mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada millenium baru ini. Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu diperlukan. Kebanyakan entrepreneur berhasil yang kelihatannya “tiba-tiba sukses”, sering kita dengar bahwa sebenarnya dia memerlukan waktu beberapa tahun untuk mencapainya.

Kita bisa melihat, seorang dosen yang disebut “tiba-tiba sukses” dapat dipastikan memiliki pendidikan yang tinggi, sering melakukan riset, melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2 dan sewaktu masih kuliah di S1, ia terus menerus mengerjakan tugas (sesuatu yang sangat berat bagi saya). Hal serupa juga bisa terjadi kepada seorang atlet sepakbola ternama misalnya. Apa yang kita tidak tahu adalah tahun dimana waktunya dia habiskan untuk berlatih, mengikuti liga-liga kampung tanpa bayaran serta makan “nasi sayur bayem tahu krupuk” demi mengirit tetapi tetap bersemangat.

Jadi, benarlah apa yang dikatakan Arnolg Glasgow bahwa “kunci dari segala hal adalah kesabaran”. Dan berita buruknya, hal tersebut juga berlaku di dunia bisnis. Pasti dan akan selalu terus seperti itu. Tapi, hanya itulah modal utama dan kunci sukses bisnis anda.


Sumber :








Tips Membangun Bisnis dengan Kekuatan dan Kesederhanaan

 “Karena berpakaian yang kompleks dan menggunakan cara berpikir seperti orang yang bekerja, banyak peluang yang hilang.” – Thomas A. Edison

KEHEBATAN SEORANG WIRAUSAHA selain ia kreatif dan berani, ia juga biasa bertindak dan berpikir cepat. Dari mana kemampuan ini mereka dapatkan?

Mudah saja, mereka menikmati kekuatan dan kesederhanaan (the power of simplicity). Mereka bisa berpikir, bekerja cepat, menjadi ahli, menguasai keadaan, karena berpikirnya tidak ruwet. Mereka mengerjakan yang mereka kenali, bahkan seringkali hanya pada hal-hal yang mereka akrabi dari kecil. Hal yang dipikirkan disederhanakan dan tidak macam-macam. Segala hal yang sulit, mereka cari dan buat menjadi sederhana.

Segala yang sederhana itu menjadi mudah diingat, mudah diterapkan, dan mudah didapatkan. lngatlah para genius dalam ilmu pengetahuan sesungguhnya bukanlah kalangan ruwet yang suka menyusahkan anak didiknya. Lihat saja Albert Einstein, ia begitu terkenal dengan rumus sederhananya: E = MC². Sederhana, bukan? Demikian juga dengan Adam Smith yang menyederhanakan proses bekerjanya pasar dengan kalimat pendek: the invisible hands (tangan-tangan tak kelihatan). Atau Bapak psikoanalisi Sigmund Freud yang membagi diri manusia dalam rumus: id, ego, super ego.

Mereka jauh lebih dikenal sebagai ilmuwan ketimbang teman-teman kita yang membuat rumus-rumus panjang dan sulit menjelaskan isi kepalanya karena “terlalu pintar” dan akhirnya menjadi ruwet.

Firmansyah Budi Prasetyo berselancar di atas papan kesederhanaan, yaitu ketela yang selalu ada di mana-mana. Produknya juga sederhana saja, yaitu dimasak dalam beberapa varian rasa yang sudah diketahui dan disukai masyarakat. Caranya juga sederhana, yaitu pakai gerobak dan diwaralabakan. Fee-nya juga cukup murah saja.

Supaya menjadi mudah dan sederhana, perhatikanIah tip berikut ini:

• Buatlah dari bahan-bahan yang mudah ditemukan dan murah harganya.
• Berikan nama yang mudah diingat orang.
• Berikan harga yang sangat terjangkau.
• Berikan cara yang sangat mudah untuk memperoleh dan mengolahnya.
• Tulis semua yang dikenjakan dan kerjakanlah semua yang tertulis.

• Jangan pelihara manajer atau karyawan yang berpikir complicated atau orang yang ingin terlihat cerdas dengan kata-kata yang sulit dimengerti orang lain.
• Terapkan teknologi tepat guna sehingga mudah dilakukan siapa saja.
• Namun sekalipun semuanya mudah, ciptakan keunikan melalui branding yang kuat, segar, mudah diingat, modern, dan terkesan positif— merindukan.
• Gunakanlah bahasa yang sederhana, kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti.
• Jadi pemimpin yang berbicara dengan contoh-contoh yang konkret.
“Banyak orang berpikir dirinya dipandang hebat kalau mereka bisa membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit. Dalam kewirausahaan, sebaliknya yang harus dilakukan. Kalau Anda membuatnya menjadi kompleks tidak akan bertahan.” – Rhenald Kasali

Sumber : Buku Wirausaha Muda Mandiri

2 komentar: